Kamis, 04 Oktober 2012

Nikmatnya Karya Literature Anak

Malam ini kami menikmati buku yang baru saja kemarin tiba, yaitu A Child's Book of Poems karya Gyo Fujikawa. Buku-buku yang berbau puisi dari daftar yang diberikan oleh amblesideonline.org memang belum banyak saya miliki. Terus terang saya harus mengakui dengan bahasa Inggris yang tidak istimewa, saya kesulitan untuk menterjemahkan puisi berbahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia dengan tanpa mengurangi unsur keindahan puisi tersebut yang ditimbulkan dari rima bahasa. Selain karena kesulitan menterjemahkan puisi, saya mengakui bahwa sudah tertanam dalam benak saya bahwa puisi adalah sesuatu yang membosankan yang saya kenal dari sekolah. Malam ini, kami menikmati puisi sambil tertawa-tawa. Via tertawa terbahak-bahak melihat saya lidah saya kebelit-belit sewaktu membaca puisi, seperti ini :
The Swan
Swan swam over the sea-
Swim swan swim
Swan swam back again,
Well swam, swan
Satu yang saya petik ketika proses membaca sambil kebelit-belit ini, saya melihat Via mengerti bahwa dibalik kata-kata yang bunyinya menarik, ada makna yang terkandung. Jadi isi dapat tetap dibalut dengan kemasan yang indah indah.
Saya sendiri sudah hampir setengah tahun ini rutin membaca buku-buku Literatur anak yang disarankan oleh AmblesideOnline untuk level year 1 sampai year 3 yang sudah saya miliki. Banyak dari buku-buku tersebut yang begitu berkesan buat saya, seperti buku-buku Laura Inggals, Lord Of the Ring, Chronicles of Narnia, Little princess, Black Beauty, the Prince and the Pauper, Biografi Leonardo da Vinci, Buku-buku karya Milne, Alice in the wonderland dan sekarang book of Poems milik Gyo. Yang menakjubkan buat saya adalah, buku-buku luar biasa ini adalah santapan lezat yang akan dinikmati anak saya ketika dia berusia mulai enam atau tujuh tahun! Bagaimana tidak luar biasa, penulis buku-buku tersebut bukanlah orang sembarangan. Sebut saja CS Lewis, JRR Tolkien, Lewis Carrol, adalah orang-orang yang bukan hanya berpengaruh di dunia sastra, mereka juga dikenal sangat religius dan jenius. Lewis Carrol adalah seorang penulis, fotografer, pendeta Anglikan, dan seorang profesor matematika. Ketika membaca bukunya, saya kagum dengan liarnya imajinasi yang juga penuh dengan angka-angka. Coba saja browse math puzzle Lewis Carrol. Bayangkan anak berinteraksi langsung dengan benak seorang imajinair yang jenius dan religius! Bahkan Einstein pernah berkata bahwa, "Imajinasi lebih penting daripada pengetahuan."
Lain lagi ketika membaca Black Beauty atau Prince and the Pauper. Hanyut dalam kehidupan sang tokoh, membuat saya memetik banyak hikmah kehidupan dari buku anak-anak ini.
Sejak mengenal Living Book, saya tidak lagi terlalu bersemangat membaca buku-buku yang kering dan hanya berisi fakta-fakta saja. Saya (lagi-lagi) menemukan bahwa Charlotte Mason benar ketika ia berkata bahwa buku-buku yang ditulis dengan bahwa yang mengandung unsur keindahan, unsur perasaan manusia lebih melekat dalam benak saya. Proses internalisasi itu menjadi sangat mudah dikarenakan ketika membaca, kita menjadi hanyut dalam kehidupan sang tokoh.
Nikmatnya mengenal banyak hal melalui Living Book. Setelah ini target saya berkenalan dengan literatur Indonesia seperti Salah Asuhan dan Siti Nurbaya. Semoga bisa menjadi pilihan bacaan yang bermanfaat kelak untuk Via.